E8lLixHRDGb1xRnfaGQAOqap3MrzuUX2KzUNPsqv
Bookmark

Pejuang Sunyi Pemekaran Buru Kayeli, Allfian Tan, S.H.: Advokat Muda Yang Tak Menuntut Nama, Tapi Menggerakkan Perubahan

JAKARTA // KoreksiNews
- Di balik wacana pemekaran Kabupaten Buru Kayeli yang terus menggema di ruang-ruang aspirasi publik, ada suara yang bergerak dalam diam. Ia tidak tampil di panggung utama, tidak mencari popularitas, namun langkahnya tegas dan pengabdiannya tulus. Dia adalah Allfian Tan, S.H., advokat muda asal Namlea, kelahiran 9 Februari 1997.

Allfian bukanlah tokoh politik, bukan pula pejabat. Ia hanya seorang anak muda yang lahir dan besar di tanah Buru, yang merasakan langsung denyut ketimpangan pembangunan antara wilayah timur dan barat Pulau Buru. Kesadaran itulah yang kemudian menumbuhkan semangatnya untuk ikut mendorong lahirnya Kabupaten Buru Raya, sebagai wujud pemerataan pelayanan dan keadilan sosial.

Dari Bangku Kuliah Menuju Jalur Advokasi

Allfian Tan menyelesaikan studi hukumnya di Universitas Iqra Buru (UNIQBU) pada tahun 2022. Tak lama berselang, ia melanjutkan Pendidikan Profesi Advokat di Dewan Pengacara Nasional Indonesia (DPN Indonesia), Jakarta Pusat, hingga resmi menyandang gelar Advokat pada 2024.

Meski baru memulai karier hukumnya, Allfian telah memposisikan dirinya sebagai bagian dari gerakan akar rumput. Ia memberikan pendampingan hukum, edukasi konstitusional, dan terlibat aktif dalam berbagai forum diskusi yang membahas peta jalan pemekaran Buru Kayeli.

“Jika pelayanan publik tak bisa menjangkau rakyat, maka rakyatlah yang harus memperjuangkan agar pelayanan itu mendekat.” kata Allfian Tan, S.H.

Bekerja dalam Diam, Bergerak dengan Nurani

Berbeda dari banyak tokoh yang muncul hanya saat momentum politik mendekat, Allfian hadir jauh sebelum wacana pemekaran kembali naik ke permukaan. Ia terjun tanpa sponsor, tanpa bayaran, tanpa panggung hanya dengan tekad dan prinsip.

Bagi Allfian, pemekaran bukan alat politik, melainkan tanggung jawab moral. Buru Kayeli, menurutnya, bukan sekadar nama daerah baru, tetapi janji baru untuk masyarakat di wilayah barat pulau yang selama ini hanya menjadi penonton pembangunan.

 “Perjuangan ini bukan tentang nama atau pengakuan. Ini tentang masa depan generasi kami di Buru Kayeli.”ucapnya.

Membangun Harapan, Menjaga Api Perjuangan

Allfian Tan adalah potret anak muda daerah yang tak mau sekadar menjadi penonton sejarah. Ia memilih menjadi bagian dari perubahan. Dengan latar belakang hukum dan idealisme yang kokoh, ia mengisi ruang-ruang kosong yang sering kali tak dilirik ruang di mana suara rakyat sederhana menginginkan masa depan yang lebih adil.

Gerakan yang ia bangun mungkin belum terekspos luas, namun jejaknya sudah mulai terasa. Di kalangan masyarakat bawah, di forum adat, bahkan di mata sesama pemuda yang mulai menyadari pentingnya pemekaran sebagai gerakan kolektif.

Penutup

Kabupaten Buru Kayeli masih dalam proses panjang. Namun perjuangan itu tidak akan pernah kehilangan arah, selama masih ada sosok-sosok seperti Allfian Tan. Ia bukan pahlawan yang dikenang dengan patung atau nama jalan, tapi dengan perubahan nyata yang perlahan mewujud karena keyakinannya.

“Buru Raya bukan milik siapa-siapa, tapi tanggung jawab kita bersama.”ujarnya.

Allfian juga berterimaka kepada panitia
Pemekaran Bura Kayeli Yang Telah Memotivasi Agar dirinya bisa terus berjuang dan berjuang yakni Djunaedi Rupelu, Djafar Nurlatu, Mus Latuconsina dan Taher Fua. 

Dengan Slogan " Mari Membangun Daerah Dengan Cara Kita Masing Masing. 

Penulis:
𝘼𝙢𝙞𝙧𝙪𝙙𝙞𝙣 𝙎𝙤𝙖𝙢𝙤𝙡𝙚 
𝙆𝙚𝙥𝙖𝙡𝙖 𝘿𝙞𝙫𝙞𝙨𝙞 𝙋𝙧𝙤𝙫 𝙈𝙖𝙡𝙪𝙠𝙪.
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar
BAGAIMANA MENURUT ANDA