E8lLixHRDGb1xRnfaGQAOqap3MrzuUX2KzUNPsqv
Bookmark

Perubahan Kantor Bupati Buru Selatan : Simbol Kepemimpinan Atau Politik

Penulis
Amirudin Soamole
Kepala Divisi KoreksNews Provinsi Maluku

WARNA sebuah bangunan pemerintahan sejatinya bukan hanya soal estetika, melainkan juga memuat makna simbolik dan nuansa yang ditangkap oleh publik. Hal ini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Kabupaten Buru Selatan, menyusul perubahan warna Kantor Bupati yang kini didominasi oleh biru langit yakni warna yang menyerupai identitas Partai Amanat Nasional (PAN).

Perubahan ini terjadi setelah terpilihnya Bupati baru dari PAN. Sebelumnya, saat Bupati dari PDI Perjuangan menjabat, warna bangunan tersebut sempat berganti dari putih menjadi merah, yang banyak diyakini merepresentasikan semangat nasionalisme sekaligus identitas politik sang pemimpin saat itu.

Kini, dengan dominasi warna biru langit, muncul beragam pandangan, sebagian warga menilai warna tersebut mencerminkan suasana yang tenang, terbuka, dan penuh harapan. Di sisi lain, tidak sedikit yang mempertanyakan motif di balik perubahan ini, apakah sekadar pilihan estetika atau bagian dari simbolisasi kekuasaan politik.

Seorang tokoh masyarakat lokal, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, “Gedung pemerintahan adalah milik rakyat, bukan milik partai mana pun. Warna seharusnya netral dan merepresentasikan semua golongan.”

Namun pihak Pemkab melalui Kabag Umum memberikan klarifikasi bahwa perubahan warna ini tidak didasarkan pada afiliasi politik, melainkan bagian dari penyegaran tampilan dan simbol semangat baru dalam melayani masyarakat. 

“Warna biru melambangkan ketenangan, keterbukaan, dan profesionalisme. Ini sejalan dengan visi pelayanan pemerintahan yang bersih dan transparan,” ujarnya.

Perlu dicatat bahwa hingga saat ini belum ada regulasi yang melarang pemilihan warna berdasarkan selera kepala daerah. Namun, kepekaan terhadap persepsi publik menjadi penting agar warna tidak menjadi sumber polarisasi.

Dalam konteks demokrasi yang sehat, pergantian kepemimpinan tentu membawa gaya dan identitas tersendiri. Namun idealnya, simbol-simbol negara dan institusi pemerintahan berdiri di atas semua kepentingan politik. Harapan masyarakat adalah agar perhatian utama tetap tertuju pada peningkatan pelayanan publik, pembangunan berkelanjutan, dan semangat merangkul semua lapisan masyarakat — apapun warna dindingnya.

Meski pihak pemerintah daerah telah memberikan penjelasan resmi, polemik ini tetap menjadi cermin betapa pentingnya komunikasi visual dalam ruang-ruang publik, terutama kantor pemerintahan yang menjadi simbol kehadiran negara di daerah. Di mata sebagian masyarakat, warna bukan sekadar cat, tetapi bisa menjadi penanda arah, semangat, bahkan identitas kekuasaan.

Dalam sejarah Buru Selatan, Warna Merah yang pernah digunakan pada Warna Kantor Bupati Buru Selatan Mencerminkan keberanian, Perjuangan dan Nasionalisme, Namun dari sisi Politik bisa saja warna merah karena bupati nya Orang dari Partai PDI-P  dan Saat tidak ada yg mempertanyakan . 

Warna yang identik dengan semangat juang dan nasionalisme Kini, dengan bergantinya kepemimpinan Kepada tokoh dari PAN, warna biru langit dipilih sebagai wajah baru Kantor Bupati.

Seorang budayawan lokal menyampaikan bahwa warna biru dalam budaya Maluku memiliki makna kedamaian, lautan yang luas, dan harapan yang membentang. “Jika itu niatnya, maka kita patut dukung. Tapi jika semata demi citra partai, maka kita harus mengingatkan bahwa kantor bupati adalah rumah rakyat, bukan rumah partai,” ungkapnya.

Di era demokrasi yang matang, pemimpin ideal adalah mereka yang mampu menyejukkan suasana, bukan justru menimbulkan kegaduhan akibat simbol-simbol yang berpotensi disalahartikan. Kehadiran kepala daerah di tengah masyarakat tidak hanya dinilai dari pembangunan fisik, tetapi juga dari sensitivitasnya terhadap rasa dan simbol yang hidup dalam benak warganya.

Warna boleh berganti, tapi nilai-nilai seperti keadilan, keterbukaan, keberpihakan pada rakyat kecil, dan pelayanan tanpa diskriminasi harus tetap menjadi warna utama dalam tata kelola pemerintahan.

Harapannya, pemimpin hari ini tidak hanya mewarnai bangunan secara fisik, tetapi juga mewarnai hati rakyat dengan program nyata, keputusan bijak, dan kebijakan yang merangkul semua pihak tanpa melihat warna bendera.

Karena sejatinya, warna terbaik dalam pemerintahan adalah warna yang menyatukan — bukan yang membelah dan biru langit adalah simbol Penyatuan. 
Biru Langit adalah Simbol persatuan. 
Bukan kah Di Dunia ini jutaan pulau yang terpisah Oleh Lautan Namun di Kita tetap di bawah satu Atap 
Di bawah satu langit dan kita berada dlm Kolong Langit yang sama. 

Berikut ini Warna biru langit secara simbolik, baik dalam konteks politik maupun desain institusional. Arti dari warna Biru yang umum dikaitkan dengan warna tersebut:

Secara Umum (Simbolik):

Ketenangan dan Kedamaian
Biru langit melambangkan stabilitas, ketenangan, dan suasana damai.

Keterbukaan dan Harapan
Seperti langit yang luas, warna ini bisa dimaknai sebagai simbol keterbukaan terhadap ide dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Kepercayaan dan Profesionalisme
Dalam konteks kelembagaan, biru sering dipakai untuk menunjukkan kepercayaan, tanggung jawab, dan kestabilan.

Dalam Konteks PAN (Partai Amanat Nasional):

Langit biru mencerminkan cita-cita tinggi dan kebebasan berpikir.

Warna ini juga dikaitkan dengan semangat reformasi, pencerahan, dan kejujuran dalam berpolitik.

Jika Dipakai di Perkantoran Pemerintahan menggunakan warna biru langit bisa memberi kesan modern dan ramah publik.

Jadi Stop bakumalawang. 
Semua warna itu bagus karena ada makna Filosofi nya termasuk Warna Abu Abu. 
Namun Tak Elok bila hati kita Abu abu.
Posting Komentar

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda Mengenai Berita Ini!!