E8lLixHRDGb1xRnfaGQAOqap3MrzuUX2KzUNPsqv
Bookmark

Di Balik Topi Lusuh: Kisah Santo yang Tetap Berdiri Meski Segalanya Telah Pergi

MEDAN
– Di balik lalu lintas padat dan suara bising kota, berdirilah sosok renta dengan topi lusuh dan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya. Santo, lelaki berusia 52 tahun, menjalani hari-harinya sebagai tukang parkir di sudut jalan Medan. Rabu(4/06/2025). 

Bukan karena pilihan, tetapi karena keadaan yang memaksanya bertahan dalam hidup yang begitu keras.

Santo hidup sebatang kara. Keluarganya meninggalkannya di tengah tekanan ekonomi dan tuntutan hidup yang tak lagi sanggup ia kejar. Tanpa rumah yang pasti, tanpa tabungan, dan tanpa siapa pun yang bisa diandalkan—ia hanya bersandar pada semangat dan raganya sendiri.

“Yang penting masih bisa berdiri, masih bisa senyum,” katanya pelan sambil merapikan topi lusuhnya yang menjadi saksi bisu perjuangan hidupnya.
Setiap hari, ia bekerja menjaga kendaraan di tepi jalan meski kondisi fisiknya sudah tidak sekuat dulu. Upah yang diterima pun jauh dari cukup. Ia hanya mampu mengganjal perut agar bisa bertahan satu hari lagi. Namun yang luar biasa, Santo tidak pernah kehilangan senyumnya. Dalam hidup yang nyaris tak menyisakan harapan, ia tetap berdiri.

Kisah Santo adalah potret nyata dari ketimpangan sosial yang masih nyata di sekitar kita—di mana semangat manusia sering kali lebih besar dari dukungan yang ia terima.
Ia bukan hanya tukang parkir. Ia adalah simbol keberanian untuk terus berdiri meski segalanya telah pergi.

Kami berharap kisah ini dapat menjadi cermin bagi kita semua, sekaligus dorongan untuk lebih peduli terhadap mereka yang berada di pinggir kehidupan.

Penulis Hotmayjar Ardila Dalimunthe
Nim : 0603221023
Ilmu Komunikasi - UINSU
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar
BAGAIMANA MENURUT ANDA