Menurut salah satu warga setempat, Agustinus mengatakan bahwa budidaya agar-agar merupakan pekerjaan yang cukup berat. Dalam pembudidayaan, agar-agar harus diikat satu per satu di tali yang berukuran panjang.
Bibit agar-agar harus segar dan sehat agar tidak mengalami kebusukan. Setelah dipersiapkan, agar-agar akan direndam di dalam air laut selama 28-30 hari baru bisa dipanen.
" Selama masa perendaman, agar-agar harus dijaga agar tidak terhindar dari lumut. Jika terserang lumut, agar-agar akan mengalami kebusukan. Setelah dipanen, agar-agar akan dikeringkan selama satu atau dua hari sebelum dipasarkan," papar Agustinus kepada Koreksinews.com. Minggu(19/11).
Di sisi lain, Agustinus juga menyampaikan kekecewaannya karena harga agar-agar mengalami penurunan drastis.
" Harga awal agar-agar adalah Rp32.000 per kilogram, namun kini turun menjadi Rp12.000 per kilogram." ungkapnya.
Sementara itu, warga lain bernama Heri menyampaikan bahwa perlu adanya perhatian pemerintah daerah untuk mendukung usaha budidaya rumput laut.
" Pemerintah harus memberikan pendampingan dan peralatan agar agar-agar yang dihasilkan segar dan sehat sehingga berkualitas dalam pemasaran, karena tidak semua kualitas agar-agar baik saat dipanen sebab kualitas agar-agar yang baik sangat memengaruhi pemasaran." terangnya. (DOMINGGUS)
Posting Komentar