SUMBA BARAT DAYA// KoreksiNews, Pasar Gokat yang terletak di Desa Pogo Tena, Kecamatan Laura, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timut (NTT) adalah Pasar yang menjadi tempat transaksi jual beli oleh masyarakat Sumba Barat Daya (SBD), Sumba Barat, Sumba Tenga, Sumba Timur atau pun orang-orang dari luar pulau.
Berdasarkan pantauan Koreksinews di pasar, terlihat tumpukan sampah berserakan di mana-mana sehingga dapat mencemari tanah, air dan udara. Bahan kimia berbahaya dalam sampah dapat merusak kualitas lingkungan dan ekosistem.
Hari demi hari sampah semakin meningkat, bukan hanya di daerah pasar melainkan terdapat juga di pinggir jalan yang menuju ke pasar.
Saat musim hujan semua tempat akan becek maka pencemaran lingkungan, penyakit, ketidaknyamanan, kerusakan estetika semakin meningkat maka akan berefek besar terhadap pedagang maupun pengunjung.
Menurut salah satu pedagang yang kerap di sapa Ibu Ayumi ketika di wawancarai mengatakan, pada pedagang berinisiatif untuk mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan dan berharap petugas akan ada yang mengangkutnya.
" Kami tiap hari telah berinisiatif untuk mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan, harap akan ada yang mengangkutnya namun sampai saat ini tidak ada petugas terkait pun yang mengangkutnya." kata Ayumi kepada koreksi news sekitar pukul 9.35 wit.
Selanjutnya, Ayumi mengakui bahwa pegawai pasar setiap hari mengumpulkan uang pajak sebesar Rp.5000 kepada para pedagang tetapi masalah kebersihan tidak pernah di perhatikan.
" Tidak ada kebijakan pasar terkait pengelolaan sampah, tidak ada petugas kebersihan yang bertanggung jawab untuk membersihkan area pasar, tidak ada tempat sampah yang cukup di area pasar, tidak ada jadwal pengangkutan sampah dari pasar, tidak ada tindakan yang diambil untuk mengedukasi pedagang dan pengunjung tentang pentingnya menjaga kebersihan pasar, dan tidak ada rencana jangka panjang untuk meningkatkan pengelolaan sampah di pasar. Banyak orang-orang yang membuang kotoran, buang air besar (BAB) sembarangan karena fasilitas berupa WC terbatas, adapun Wc tetapi tidak bersih karena krisisnya air," ungkapnya penuh kecewa.
Ketika diminta tanggapan pihak pemerintah desa, Kepala Desa Pogo Tena, Yohanes Umbu Leli Adolf mengatakan bahwa pihaknya telah antusias dalam penanganan mengenai krusial sampah yang terjadi di pasar Gokat dan melakukan gotong royong bersama TNI, Polri, kecamatan dan pihak kesehatan untuk membersihkan sampah di lokasi Pasar Gokat." Kami telah berkontribusi banyak dalam penanganan sampah, dan kami tidak salahkan lapak-lapak yang ada di pasar, Pasar Gokat bukan pasar khusunya kami Desa Pogo Tena tetapi pasar untuk semua masyarakat SBD, dan kami pemerintah Desa bukan tukang pemungut sampah namun demikian kami tetap antusias dalam penanganan karena pasar Gokat ada dalam wilayah kami."ungkapnya.
Lanjutnya, Biar bagaimanapun usaha dalam penanganan sampah, sampah akan tetap berserakan dan tertumpuk di mana-mana karena tidak ada tempat penampungan sementara (TPS) ataupun tempat pembuangan akhir (TPA).
" Tidak adanya tindakan dari pemerintah daerah yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan kebijakan terkait pembersihan sampah, karena bagaimanapun orang-orang pasar mengumpulkan sampah jika tidak ada pengangkutan dan tempat yang di sediakan maka sampah akan tetap berserakan.
"Maka dari itu perlu ada kebijakan dan kerja sama dari pihak yang terkait mengenai krusial sampah, sehingga sampah-sampah tidak berserakan dan pedagang maupun pengunjung merasa aman dalam melakukan transaksi barang." Pungkasnya.(DOMINGGUS)
Posting Komentar