E8lLixHRDGb1xRnfaGQAOqap3MrzuUX2KzUNPsqv
Bookmark

Bella Shofie: Kehadiran Fisik VS Kehadiran Hati di Tengah Rakyat Buru

NAMLEA // KoreksiNews
- Di tengah hiruk-pikuk sorotan publik, nama Bella Sofhie salah seorang anggota DPRD Kabupaten Buru dari Partai NasDem mendadak jadi bahan serangan.

Sorotan tesebut terkait jarangnya Bella Sofhie terlihat di kantor sehingga menimbulkan suara-suara sumbang mulai terdengar dan seolah-olah ketidakhadirannya menjadi doa yang paling besar di panggung politik lokal. 

Namun, mari kita renungkan sejenak: untuk apa sebenarnya sebuah jabatan politik diperebutkan? Apakah hanya untuk duduk manis di kantor?

Fakta di lapangan justru menunjukkan hal yang berbeda. Bella Shofie justru menggunakan seluruh gaji dan tunjangannya, bahkan tak ragu mengeluarkan uang pribadinya, untuk membantu masyarakat. Ia menyalurkan bantuan kepada para janda, anak-anak yatim, penghulu masjid, pengurus gereja, dan warga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Ia mungkin tidak selalu hadir secara fisik di ruang sidang, tetapi kehadirannya terasa nyata di dapur-dapur rakyat, di rumah-rumah ibadah, dan di tempat-tempat sunyi di mana orang lain hanya muncul saat musim kampanye.

Sementara itu, tak sedikit wakil rakyat lain yang setiap hari rajin masuk kantor, duduk rapi di ruang sidang, dan lantang berbicara tentang rakyat dengan retorika tinggi namun faktanya itu kebanyakan hanya formalitas tanpa berdampak dan bermanfaat kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

Lalu, siapa sebenarnya yang lebih pantas menyandang predikat "wakil rakyat"? Yang setiap hari hadir di gedung, atau yang kehadirannya senantiasa dirasakan di hati rakyat?

Politik sejatinya bukan hanya soal kehadiran fisik semata, melainkan tentang keberpihakan dan pengabdian. Jika pengabdian diukur dari seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh rakyat kecil, maka Bella Shofie justru tengah menjalankan mandat itu dengan penuh ketulusan, tanpa banyak sorotan, dan tanpa mencari tepuk tangan.

Mungkin saatnya kita mulai belajar membedakan: mana suara kritik yang lahir dari kepedulian tulus, dan mana yang hanya didasari oleh kedengkian karena tak mampu berbuat serupa. (Mr-12)
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar
BAGAIMANA MENURUT ANDA