Dua Tokoh Pulau Buru Bertemu, Merajut Harapan untuk Kemajuan Daerah
Koreksi News
... menit baca
JAKARTA // KoreksiNews - Sabtu, 27 Desember 2025 menjadi momentum sederhana namun penuh makna bagi dua tokoh asal Pulau Buru. Ibrahim Wael, Tokoh Adat Pulau Buru Petuanan Kayeli, bersua dengan Bahri Warhangan (yang akrab disapa Ari Ambon) selaku Ketua Persaudaraan Masyarakat Buru Se-Tanah Jawa.
Pertemuan keduanya berlangsung hangat di Sarinah, Jakarta. Diawali dengan sesi ngopi bersama dan dilanjutkan dengan makan malam sebagai penutup silaturahmi. Suasana tercipta begitu alami: tanpa panggung, tanpa protokoler, hanya percakapan dari hati ke hati.
Dalam dialog tersebut, keduanya saling berbagi pandangan tentang adat, identitas, dan masa depan masyarakat Buru di tanah rantau, serta kemajuan daerah Pulau Buru ke depan.
"Beta percaya, adat bukan hanya tentang masa lalu. Adat adalah kompas untuk melangkah ke depan," ujar Ibrahim Wael dengan sikap tenang namun penuh wibawa. "Adat adalah pemersatu, karena adat diciptakan oleh para leluhur yang beradab."Senada dengan hal itu, Ari Ambon memberikan pandangan yang mengakar pada pengalaman organisasi dan perjalanan hidupnya sebagai anak rantau.
"Kita ini jauh dari kampung halaman, namun kampung halaman selalu di hati. Bagi saya, persaudaraan itu bukan pilihan melainkan kewajiban. Insya Allah ke depannya kita akan kembali, dan bila mungkin, kita akan membawa program-program yang telah disetujui pemerintah lewat jalur-jalur lobi kita," ungkap Ari.
Meski belum melahirkan keputusan formal, pertemuan ini menjadi langkah awal dalam membangun komunikasi dan kolaborasi. Keduanya sepakat bahwa silaturahmi adalah pintu pertama menuju persatuan, di mana dari percakapan yang baik akan lahir kerja-kerja besar bagi masyarakat
"Kalau hati sudah tersambung, jalan akan mengikuti. Kita mulai dari sini, pelan-pelan tapi pasti," tambah Ibrahim Wael.
Pertemuan sederhana ini mungkin hanya diwarnai canda, tawa, dan secangkir kopi. Namun bagi mereka yang mengerti, inilah denyut "rumah" di mana masa lalu, masa kini, dan masa depan bertemu dalam satu ruang. Dari ruang kecil inilah diharapkan lahir langkah besar demi masyarakat Buru di masa mendatang.
Ketika disinggung terkait isu tambang Gunung Botak di Kabupaten Buru, Ari Ambon hanya tersenyum bijak.
"Kita jangan membahas sesuatu yang bukan ranah kita. Namun bila dimungkinkan, semoga wilayah Gunung Botak memberikan keuntungan bagi masyarakat adat, serta nilai-nilai kearifan lokal tetap terjaga," pungkas Bung Ari sambil mengedipkan mata. (Amar S)
Sebelumnya
...
Berikutnya
...

