E8lLixHRDGb1xRnfaGQAOqap3MrzuUX2KzUNPsqv
Bookmark

𝗠𝗮𝗵𝗮𝘀𝗶𝘀𝘄𝗮 𝗣𝗿𝗼𝗱𝗶 𝗜𝗹𝗺𝘂 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝗶𝗮𝗻 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗞𝗮𝘁𝗼𝗹𝗶𝗸 𝗪𝗲𝗲𝘁𝗲𝗯𝘂𝗹𝗮 𝗟𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗣𝗿𝗮𝘁𝗶𝗸𝘂𝗺 𝗛𝗮𝗺𝗮, 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗮𝗸𝗶𝘁, 𝗱𝗮𝗻 𝗚𝘂𝗹𝗺𝗮 𝗱𝗶 𝗟𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗞𝗲𝗹𝗼𝗺𝗽𝗼𝗸 𝗧𝗮𝗻𝗶 𝗧𝘂𝗻𝗮𝘀 𝗠𝘂𝗱𝗮

SBD//KoreksiNews - Mahasiswa/I Semester 2 Prodi Ilmu Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Katolik Weetebula melakukan pratikum di Lahan Kelompok Tani Tunas Muda Desa Ramadana, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pratikum yang berlangsung pada 27 April 2024 ini bertujuan untuk meneliti hama, penyakit, dan gulma yang menyerang tanaman hortikultura di lahan tersebut.

Mahasiswa yang didampingi oleh dosen Pertanian Oni Ringgu Lero, S.Pd., M.P., dan ketua kelompok Tani Tunas Muda Stevanus Ghunu Bora serta beberapa petani milineal yakni Nobertus Sido Ama dan Yohanes Ama Laghe.

Dengan antusias meneliti Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman cabe, tomat, kacang panjang, kacang tanah, mentimun, jagung, dan ubi.

Setelah melakukan penelitian, mahasiswa berdiskusi dan mewawancarai petani muda tentang proses pengolahan lahan hingga panen.

Salah satu petani, Stevanus yang juga ketua kelompok Tunas Muda, menceritakan pengalamannya beralih profesi dari guru menjadi petani karena melihat peluang besar dalam usaha hortikultura di Sumba.

"Saya bukan lulusan pertanian, tapi lulusan PGSD Undana Kupang. Saya beralih profesi karena melihat tingkat konsumsi hortikultura di Sumba lebih besar daripada pemasarannya," ujar Stevanus.

Kelompok Tani Tunas Muda memiliki 30 anggota dan mengelola lahan seluas 30 hektar. Para anggota memiliki bedengan masing-masing dan melakukan usaha mandiri di lahan tersebut.

Dosen Oni Ringgu Lero memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk belajar lebih giat dan mempraktikkan langsung budidaya tanaman hortikultura agar memahami kendala yang dihadapi dalam proses pertumbuhan tanaman.

"Mahasiswa harus belajar lebih giat lagi dan jika ada waktu bisa langsung praktek membudidayakan tanaman hortikultura sehingga mengetahui langsung apa-apa saja yang dapat menggangu proses pertumbuhan makanan," tutup Ibu Oni.

Kurikulum Merdeka mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan tidak hanya menerima teori di kelas, tetapi juga melakukan praktik mandiri.

Ibu Oni juga mengajak mahasiswa untuk datang dan berdiskusi dengan anggota petani Tunas Muda untuk menambah ilmu dari pengalaman mereka dan mempelajari tahap-tahap persiapan budidaya hortikultura.(DOMINGGUS)

Posting Komentar

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda Mengenai Berita Ini!!