E8lLixHRDGb1xRnfaGQAOqap3MrzuUX2KzUNPsqv
Bookmark

Menyibak Akar Kemiskinan di Garut: Dari Ketimpangan Pembangunan hingga Rendahnya Lapangan Kerja

Oleh: Yayan Sopian, SE – Kabiro Koreksi News Garut

Kabupaten Garut mencatat persentase penduduk miskin sebesar 9,68% pada Maret 2024, sedikit menurun dari 9,77% setahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin sekitar 259,32 ribu orang dengan garis kemiskinan mencapai Rp393.464 per kapita per bulan. Meskipun tren menunjukkan penurunan, angka ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan nyata di Garut.

Salah satu akar masalah adalah ketimpangan pembangunan antarwilayah —wilayah pegunungan dan pedesaan di
Garut masih tertinggal dalam hal infrastruktur dan akses pasar, sehingga pekerjaan formal terbatas dan banyak warga mengandalkan pekerjaan musiman atau informal dengan pendapatan yang tidak stabil.

Struktur ekonomi lokal yang masih sangat bergantung pada sektor primer pertanian dan kebun membuat banyak keluarga rentan ketika harga hasil tani atau kondisi cuaca berubah. Misalnya, ketika akses produksi atau transportasi tidak optimal, pendapatan petani pun tertekan. Di sisi lain, data menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di Garut Agustus 2023 sebesar 7,33%.

Hal ini menunjukkan masih ada cukup banyak tenaga kerja yang belum terserap secara layak. Keterbatasan akses layanan dasar juga memperparah kondisi. Pendidikan dan pelatihan vokasi yang belum menyeluruh menghambat generasi muda untuk mendapatkan pekerjaan bernilai tambah.

Akses kesehatan dan transportasi yang kurang baik di beberapa kawasan menyebabkan beban biaya tak terduga bagi keluarga miskin, memperlebar jarak dengan kondisi sejahtera. Pemerintah daerah telah menetapkan target ambisius: menurunkan angka kemiskinan hingga sekitar 8 % dalam beberapa tahun ke depan.

Beberapa strategi yang disiapkan antara lain pembukaan lapangan kerja, investasi infrastruktur seperti jalan usaha tani, serta penyediaan bantuan sosial untuk kelompok miskin ekstrem.

Untuk benar‑benar menurunkan angka kemiskinan secara signifikan, diperlukan pendekatan terpadu: memperkuat konektivitas antar wilayah, diversifikasi ekonomi lokal, menyediakan pelatihan kerja yang relevan dengan kebutuhan industri, serta memperluas akses pembiayaan mikro bagi usaha kecil.

 Peningkatan layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan yang merata juga akan menjadi kunci. Dengan komitmen yang kuat dan kerja sama seluruh pemangku kepentingan pemerintah, swasta, masyarakat Garut punya peluang untuk menjadikan penurunan kemiskinan tidak sekadar angka, tetapi nyata terasa di setiap keluarga.
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar
BAGAIMANA MENURUT ANDA