SUMBA BARAT DAYA//KoreksiNews-Mahasiswa/i Kuliah Kerja Nyata (KKN) kampus Universitas Katolik Weetebula, Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Angkatan ke ll.
Sekelompok mahasiswa/i mendapatkan tempat KKN tanggal 20 Desember 2023 di Desa Padira Tana, Kecamatan Umbu Ratu Ngay, Kabupaten Sumba Tenga, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Selama kegiatan KKN berlangsung mahasiswa/i aktif dalam membangun relasi dengan masyarakat sekitar, mulai dari anak-anak, orang dewasa, maupun yang sudah tua.
Masyarakat Des Padira Tana, senang dan sangat bangga karena dengan adanya mahasiswa/i KKN mereka dapat memperoleh pengetahun-pengetahuan baru dan juga banyak memberikan motifasi kepada anak-anak.
Salah satu mahasiswa yang kerap di sapa Maksimilianus Tena yang juga ketua kelompok dari mahasiswa/i yang KKN di Desa Padira Tana telah berdiskusi panjang dengan salah satu masyarakat yang kerap di sapa Arin, dari Des Padira Tana.
Dalam diskusi mereka, Maksi mendapatkan sebuah cerita yang juga merupakan sebuah tradisi masyarakat umum Des Padira Tana.
Tradisi tersebut yakni tentang, menyuguhkan hidangan kopi menggunakan cangkir. Dengan menggunakan cangkir, masyarakat Des Padira Tanah mempercayai bahwa memiliki arti yang sangat mendalam.
Salah satu tradisi di Desa Padira Tana, Kecamatan Umbu Ratu Ngay, Kebupaten Sumba Tengah adalah menyuguhkan hidangan kopi menggunakan cangkir.
Menurut cerita yang di sampaikan Arin bahwa, masyarakat masih menganut adat istiadat dari Sumba Timur, dan tradisi ini wajib jika ada tamu yang hendak berkunjung.
Lanjutnya, Ia mengatakan bahwa jika sesuatu hidangan yang di hidangkan menggunakan plastik itu "Haram".
" Ketika hendak berkunjung di warga Desa ini, kita bisa melihat bagaimana cara mereka menghidangkan makanan maupun minuman. Tradisi ini juga berlaku untuk tamu yang baru saja berkunjung, apabila tetangga yang sudah sering berkunjung maka tidak seperti biasanya tamu yang baru,karena warga akan menghidangkan menggunakan gelas."jelas Arin.
Selanjutnya, Arin menjelaskan, tidak saja untuk menghidangkan tamu yang datang,akan tetapi saat acara besar, seperti adat istiadat, acara pernikahan dan acara-acara yang bersifat mengundang banyak orang, maka tuan rumah akan menghidangkan kopi menggunakan cangkir dan tidak menggunakan gelas.
"Filosofi yang mendukung dari perkataan ini adalah ketika kita hidup masih membutuhkan teman, dan juga contoh lain seperti isi parang dan sarung parang, mereka akan terlihat indah apabila di satukan." kata Maksi.
Lebih lanjutnya Arin mengatakan, Di Desa ini juga masih bersebelahan atau berbatasan dengan Sumba Timur, jadi tidak heran apabila sebagian besar adat istiadat masih di anut dari Sumba Timur.
" Budaya memang berbeda di setiap tempat akan tetapi kaleku sirih pinang itu juga wajib mereka hidangkan dahulu, sebelum menghidangkan kopi atau teh.", pungkas Arin.
Simpul Maksi, "masyarakat Desa padira tana mengharamkan hidangan yang di suguhkan menggunakan plastik.!" (DOMINGGUS)
Posting Komentar