Pembunuhan di Jalur E Kawasan GB, Nico Nurlatu: Penolakan Penertiban Sama dengan Membiarkan Korban Terus Berjatuhan

Koreksi News
... menit baca
NAMLEA // KoreksiNews - Kekerasan kembali mewarnai jalur E Wamsait, kawasan tambang ilegal Gunung Botak (GB), Kabupaten Buru. Kali ini, seorang penambang yang belum diketahui identitasnya dikabarkan tewas diduga dibunuh di jalur E Wamsait, Minggu malam (13/7).
Dari informasi yang dihimpun media ini, Insiden berdarah ini menambah panjang daftar korban jiwa yang terus berjatuhan di kawasan yang belum juga tertib itu.
Tokoh adat Buru, Nico Nurlatu angkat bicara, Ia menyebut bahwa penolakan terhadap langkah penertiban di GB sama artinya dengan membiarkan jatuhnya korban terus-menerus.
“Kalau penertiban terus dihambat, lalu siapa yang akan bertanggung jawab atas nyawa-nyawa yang hilang ini? Jangan jadikan adat atau alasan ekonomi sebagai tameng untuk membiarkan kekerasan dan kematian seperti ini terus terjadi,” tegas Nico saat dihubungi media ini, Senin pagi. (14/7/2025)
Ia mendesak pemerintah Provinsi dan Kabupaten termasuk aparat penegak hukum, untuk tidak ragu mengambil langkah tegas. Menurutnya, kondisi GB sudah sangat memprihatinkan. Selain rawan kekerasan antarkelompok, wilayah itu juga berisiko tinggi terhadap longsor dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan berbahaya seperti sianida dan merkuri.
“Jangan tunggu lagi ada korban baru, baik karena dibunuh atau karena tertimbun longsor. Negara harus hadir dan ambil alih. Penambang liar dan bos-bos di balik ini semua harus dihentikan,” kata dia.
Peristiwa pembunuhan di jalur E menambah daftar panjang kasus kekerasan yang terjadi di kawasan Gunung Botak dalam beberapa tahun terakhir. Situasi ini memperkuat dorongan dari berbagai pihak agar tambang emas tersebut segera ditertibkan dan dikelola secara legal dan berkelanjutan (Mr-12)
Sebelumnya
...
Berikutnya
...