Pada kunjungan tersebut dilakukan sosialisasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) guna menambah pemahaman pentingnya keberadaan program JKN, mekanisme pemanfaatan, juga pengenalan layanan penunjang dalam pelaksanaan program JKN.
Paspotmar Lanal Nias, Mayor Laut (P) Supriyanto menyambut baik agenda yang dilakukan pihak BPJS Kesehatan. Baginya kunjungan pertama ini sebagai langkah awal yang baik dalam membangun kolaborasi dalam mewujudkan pelaksanaan program JKN yang optimal.
"Meskipun beberapa prajurit semula diagendakan hadir namun berhalangan karena diutus tugas, sosialisasi tetap dilaksanakan mengingat pentingnya pemahaman terkait program JKN agar dapat dimanfaatkan dengan optimal dan sesuai ketentuan," ucap Mayor Laut (P) Supriyanto.
"Selain peningkatan pemahaman, hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran terkait proteksi kesehatan," lanjutnya.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli, Nancy Agitha membeberkan bagaimana program JKN memiliki peran penting bagi masyarakat agar terhindar dari goncangan finansial akibat biaya pelayanan kesehatan, khususnya penyakit kronis.
Selain antisipasi kondisi finansial, menjadi peserta JKN merupakan kewajiban sebagaimana menurut UU No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
"Program JKN hadir untuk memenuhi hak dasar setiap penduduk sebagaimana amanah undang-undang. Terdaftar sebagai peserta aktif JKN maka penduduk memiliki perlindungan dan kepastian akses layanan kesehatan jika diperlukan,"ucap Nancy dalam keterangan terpisah.
Selain itu, guna mendukung antisipasi atas ketidakpastian kondisi kesehatan, Nancy mengajak setiap peserta JKN melakukan skrining riwayat kesehatan sebagai upaya pencegahan terhadap kemungkinan buruk terhadap suatu penyakit yang sewaktu-waktu menghampiri. Sehingga dapat dilakukan antisipasi dan tindakan pengobatan sedini mungkin.
"Skrining riwayat kesehatan merupakan bagian dari upaya memberikan layanan kesehatan yang komprehensif kepada peserta JKN yang dapat diakses melalui berbagai kanal. Skrining ini pun hanya dilakukan minimal sekali setiap tahun dan dapat diikuti oleh seluruh peserta JKN khususnya yang berusia mulai 15 tahun. Nantinya peserta dapat melakukan skrining ulang setiap tahunnya, sehingga kondisi kesehatan peserta dapat terus dipantau," jelas Nancy.
Skrining riwayat kesehatan dapat dilakukan dengan mudah dan dapat diakses melalui Aplikasi Mobile JKN atau website BPJS Kesehatan. Skrining riwayat kesehatan ini dilakukan peserta dengan cara melakukan pengisian atas pertanyaan seputar riwayat kesehatan diri sendiri, keluarga dan pola konsumsi makanan. Adapun nanti dari hasil dari skrining riwayat kesehatan tersebut akan diketahui tingkat risiko terhadap penyakit.
"Hasil skrining akan menunjukan peserta mengenai potensi dan risiko terhadap penyakit Diabetes melitus (gula), Hipertensi (darah tinggi), Ginjal kronik, Jantung koroner. Tingkat risiko ini yang nantinya dapat menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan tindakan pencegahan bahkan pengobatan (jika teridentifikasi berisiko tinggi)," lanjut Nancy.
Tidak sebatas itu, skrining riwayat kesehatan juga memiliki tujuan yang sangat bermanfaat bagi pihak Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), antara lain adalah untuk mengetahui potensi penyakit peserta yang terdaftar di FKTP tersebut, meningkatkan kontak dengan peserta, membantu tata laksana penyakit peserta sedini mungkin.
“Manfaatnya bukan hanya bagi peserta, melainkan juga untuk fasilitas kesehatan sebagai penyedia akses layanan kesehatan. Hasil skrining akan membantu dokter di faskes melakukan identifikasi atau diagnosa terhadap gejala yang dialami suatu pasien,” tambah Nancy.
"Inilah bagian dari upaya BPJS Kesehatan menghadirkan kemudahan akses layanan Program JKN bagi semua, baik peserta, fasilitas kesehatan juga stakeholder lainnya," pungkasnya.(GANDA).
Posting Komentar